Rabu, Juni 10, 2015

From Cibodas with a Sweet Moments Part 3


Ekspedisi ke Curug Cibogo

Eksis di Kebun Raya Cibodas
Pagi hari adalah waktu yang menyegarkan, dimana bada subuh kami disuguhi cerita nostalgia inspiratif dari ketua acara. Rencananya kami akan menuju Curug Cibogo di Kebun Raya Cibodas. Agar kami siap, maka, sarapan pagi sangat dibutuhkan. Pukul 06.30 kamipun sarapan, kalo gak salah waktu itu sarapan nasi goreng, pake baso sapi, timun dan telur mata sapi. Tak lupa penulis sekaligus merangkap fotografer mengabadikan momen tersebut. Dan pastinya momen-momen penting lainnya sebelum ini.

Perjalanan lewat hutan pinus
Perjalanan pun dimulai dengan membawa perlengkapan seadanya. Kami berjalan kaki melewati permukiman warga, dan hutan yang sebelumnya disurvei. Penulis kira jaraknya dekat, ternyata lumayan jauh. Masuk ke hutan lagi lebih dalam. Tapi ya, pemandangannya widihhh cakep bingits. Berkelok-kelok, berbukit-bukit, pas gitu lagi sun rise. Allohu akbar.

Saat kami keluar dari hutan, mulai terlihat jalan... jadi pengen ketawa sendiri. Tujuan lewat hutan supaya lebih deket, eh malah nambah jauh dari curugnya. Welah dalah... jarak nya sih cuman 1,5 kilometer lagi, cuman? Ya mau gak mau lanjut lagi deh jalan kaki.

Curug Cibogo
Sesampainya di gerbang Kebun Raya Cibodas, energi udah agak nambah lagi. Di gerbang tersebut kami membeli tiket masuk. Di situ masih belum keliatan curugnya, kami lanjut lagi jalan kaki. Hahaha, jaka (jalan kaki). Eh ketemu gerbang lagi, la kami bayar tiket. Terus? Jaka lagi... rasa capek perjalanan seketika sirna pas liat Curugnya beserta sungai kecil yang airnya jernih dan dingin. Terlihat jalan berkelok-kelok, aliran sungai juga ada yang seakan memotong jalan, airnya gak dalem sih. Melihat kearah bawah sungguh indaaahhhh. Agak panjang aliran sungainya, dangkal, bebatuan berukuran besar dan kecil juga ada. Dihiasi rerumputan, pepohonan di sampingnya. Bagi sepasang kekasih halal, bakalan romantis deh suasananya, coz disana terdapat gazebo dan sebuah jembatan “Cinta”. Euleuh-euleuh eta geuning. Tak ayal, banyak wisatawan yang tak lupa cekras-cekres. Pada saat kami di curug, untung masih sepi. Jadi puas deh, seakan punya sendiri. Salah seorang siswa mendapat seekor ikan mas di sebuah kolam dekat gazebo dan ada yang mendapai lobster. Mau mancing atau mau ke curug nak? Gak masalah la yau, yang penting heppii. Lama-lama di air bikin lapar plus dingin badan ini. Kami makan deh, sebelum makan ya beli dulu. Makanan ketika itu adalah Pop Mie. Tahu gak harganya berapa? 10 rebu, orang biasanya tujuh rebu ya? Biasa tukang dagangnya sistem aji mumpung.

Nyari Batu Akik
Menjelang dzuhur, kami menuju villa. Dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan melewati gerbang dari Curug banyak para pedagang kaki lima -  padahal kakinya dua – nawarin dagangannya, berupa dodol, moci, strawberry, rasberry dan lain-lain. Mahal-mahal banget ihhh. Udah calling2-an kali ya para pedagangnya? Mana dagangnya agak maksa. Kadang bikin kese, kadang bikin takut siswa. Beberapa terpengaruh beli dengan harga fantastis, ada juga yang berhasil nawar dengan harga minimalis. Para pendamping mah cuek ajah sambil ngarahin siswa biar gak ketipeng. Walau untuk oleh-oleh tetep harus pinter nawar dan jeli dalam membeli.

Buat cerita selanjutnya penulis dah bingung mau nulis apa? Dah pegel juga ngetik banyak. Nyampe keriting nih tangan. Lagian abis dari curug palingan langsung pada mandi dan nunggu bus. Penulis cuma bisa pesan kepada kelas VI, bila nanti sudah di SMP atau sederajat tetaplah pegang terus keislaman kalian dengan sungguh-sungguh. Pilihlah teman yang menjadikan kamu lebih dekat dengan Alloh swt. Jadilah seperti ikan di lautan, yang tak asin walau hidup di tempat asin. Jadilah seperti crayon yang mewarnai dan menghiasi dunia. Bagi penulis kalian adalah tetap siswa, tak ada kata mantan. Acara pelepasan kelas VI di Cibodas mudah diingat sulit tuk dilupakan... 

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap Komentar yang bersifat membangun tentu sangat kami harapkan