Rabu, Juni 10, 2015

From Cibodas with a Sweet Moments


Groufie bareng di Villa
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Salam buat pembaca setia blog Manarul Fikri. Mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal afiat. Kali ini penulis akan menceritakan kisah yang spesial, terutama buat kelas VI. Yang notabene tinggal sebulan lagi akan melepas diri dari SDIT Binaul Fikri. Terkait kelulusan yang informasinya masih lama. Sedari beberapa bulan kebelakang pihak sekolah sudah beberapa kali melakukan survei untuk acara pelepasan ini. Masalah kendaraan penulispun langsung ikut diperbantukan agar acaranya bisa maksimal. Apalagi untuk tempat yang disurvei di beberapa daerah yang membutuhkan waktu, tenaga dan fikiran serta duit. Pernah satu ketika suatu tempat di Bogor, yakni Curug Cigamea langsung disurvei kesana. Jarak dari sana ke Pasiraya lumayan jauh. Bisa memakan waktu 3,5 jam kalau pake motor. Tujuan menggunakan motor agar irit. Supaya tidak terlalu capek, mengendarai motor dilakukan bergantian dengan pengelola sekolah. Nuansa alam disana bagus, view dari villa juga sangat memanjakan mata. Maka keputusan sementara memilih Curug Cigamea.

Mendekati bulan Juni ternyata pihak sekolah merubah tempat acara pelepasan dikarenakan ada tempat yang lebih bagus dan villanya lebih nyaman dan indah view alamnya plus harganya tidak terlalu beda jauh. Karena pihak sekolah menilai bahwa untuk siswa kelas VI diakhir ini harus yang terbaik demi mereka. Diputuskan final bahwa tempat tujuan acara pelepasan adalah Cibodas, Cianjur – Jawa Barat. Dan tempat ini sudah di survei dari 3 bulan sebelumnya, masih sama naik motor. Tanggal 3 Juni adalah waktu acaranya.


Beberapa hari menjelang hari H, siswa kelas VI selalu bertanya apa saja yang perlu dibawa, pakai baju apa, jam berapa berangkatnya dan pertanyaan lainnya. Wali kelas masing-masing menjawab tunggu info dulu. H-1 acara siswa dikumpulkan untuk persiapan yang perlu dibawa dan jadwal keberangkatan. Mereka diminta standby di Bunderan Pasiraya jam 08.00. Dan diminta minum antimo 30 menit sebelum keberangkatan biar gak mabok.

Waktunya Berangkat

Pada hari H, siswa sangat antusias. Salah seorang siswa akhwat dari subuh sudah siap berangkat. Pagi-pagi sekali sekitar jam 07.00 sudah berada di titik keberangkatan. Padahal biasanya bangun agak siang dia. Yang ikhwan gimana? Ada bebarapa yang gitu juga. Tepok jidat… Siswa akan menuju Cibodas dengan menggunakan Bus TNI AL ukuran 3/4. Bus ini dipilih karena menilai kelayakan dari segi keamanan serta kenyamanan. Sambil menunggu bus, sekitar jam 07.30 penulis serta siswa membeli makanan ringan untuk camilan di Cibodas maupun Bus di salah satu minimarket dekat bundaran Pasiraya. Kemudian, siswa dicek satu persatu-satu khawatir saat bus sudah mau berangkat ada yang tertinggal, bikin repot nanti. Dari 23 siswa ikhwan dan 23 siswa akhwat, cuma 1 siswa ikhwan aja yang gak ikut. Siswa didampingi 4 guru pendamping, salah satunya yakni ketua acara pelepasan kelas VI dan satu guru akhwat.

Pukul 08.15 an bus tiba di titik pemberangkatan, semua sudah hadir. Bus TNI AL yang digunakan ada 2 buah, satu untuk akhwat dan satu lagi untuk ikhwan. Sengaja dipisah untuk memudahkan pengaturan agar tidak terjadi ikhtilat termasuk kholwat. Penulis naik di bus ikhwan, sedangkan 3 guru pendamping lain ikut bus akhwat. Bus akwat berada di depan sebagai penunjuk jalan. Dengan membaca suratul fatihah dan do’a naik kendaraan kami memulai perjalanan.

Rute yang akan dilalui adalah dari Serang Baru, Cibarusah sampai Cibucil, lanjut arah Cileungsi sampai Cibubur. Di Cibubur kami masuk Tol untuk menghemat waktu perjalanan. Kami keluar di gerbang Tol Cipanas. Dari sini mulai terasa kemacetan, supaya tidak jenuh siswa ada yang selfie-selfie, maen game smartphone, makan camilan dan lain-lain. Ada juga yang “Pelor” nempel molor alias tidur, efek minum antimo, coz bikin ngantuk. Penulis membuka GPS, terlihat rute perjalanan yang sudah dilalui. Diperkirakan sekitar beberapa jam lagi bila melihat kondisi kemacetan. Untungnya bus TNI AL yang ikhwan dilengkapi dengan sirine. Sang supir TNI yang masih muda memanfaatkan sirine tersebut. Sungguh pemandangan yang lucu dan seru melihat kendaraan di jalur kanan pada menyingkir. Seakan-akan lagi main bis mania. Kalo yang di smartphone atau PC mah game simulator, kalo ini mah asli, pokoknya mantep. Bus akhwat mengikuti dari belakang. Perjalanan menjadi lebih hemat. Ya wajar lah, orang 3 kilometeran trabas terus.

Selanjutnya kami melewati jalan berkelok-kelok di daerah puncak. Pemandangannya, perkebunan teh hijau. Dengan melafalkan kalimat dzikir, berharap kepada Alloh swt agar perjalanan melewati jalur tersebut menjadi aman. Salah seorang siswa ada yang pusing, alamat bakal mabok. Siap-siap saja penulis memberikan kantong plastik warna hitam bilamana nanti “nyembur”. Sampai jalur terlewati untungnya tidak terjadi. Pemandangan bukit, gunung, udara yang dingin serta pengendara paralayang menjadi pertanda bahwa Cibodas tinggal sebentar lagi. Rasanya tidak sabar ingin segera tiba di villa. Selanjutnya

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap Komentar yang bersifat membangun tentu sangat kami harapkan