From Cibodas with a Sweet Moments
Groufie bareng di Villa |
Assalamualaikum warohmatullohi
wabarokatuh. Salam buat pembaca setia blog Manarul Fikri. Mudah-mudahan dalam
keadaan sehat wal afiat. Kali ini
penulis akan menceritakan kisah yang spesial, terutama buat kelas VI. Yang notabene
tinggal sebulan lagi akan melepas diri dari SDIT Binaul Fikri. Terkait
kelulusan yang informasinya masih lama. Sedari beberapa bulan kebelakang pihak
sekolah sudah beberapa kali melakukan survei untuk acara pelepasan ini. Masalah
kendaraan penulispun langsung ikut diperbantukan agar acaranya bisa maksimal.
Apalagi untuk tempat yang disurvei di beberapa daerah yang membutuhkan waktu,
tenaga dan fikiran serta duit. Pernah satu ketika suatu tempat di Bogor, yakni
Curug Cigamea langsung disurvei kesana. Jarak dari sana ke Pasiraya lumayan
jauh. Bisa memakan waktu 3,5 jam kalau pake motor. Tujuan menggunakan motor
agar irit. Supaya tidak
terlalu capek, mengendarai
motor dilakukan bergantian
dengan pengelola sekolah. Nuansa
alam disana bagus, view dari villa juga sangat memanjakan mata. Maka keputusan
sementara memilih Curug Cigamea.
Mendekati bulan Juni ternyata pihak sekolah merubah tempat acara pelepasan
dikarenakan ada tempat yang lebih bagus dan villanya lebih nyaman dan indah
view alamnya plus harganya tidak terlalu beda jauh. Karena pihak sekolah
menilai bahwa untuk siswa kelas VI diakhir ini harus yang terbaik demi mereka. Diputuskan final bahwa tempat
tujuan acara pelepasan adalah Cibodas, Cianjur – Jawa Barat. Dan tempat ini
sudah di survei dari 3 bulan sebelumnya, masih sama naik motor. Tanggal 3 Juni
adalah waktu acaranya.
Beberapa hari menjelang hari H, siswa kelas VI selalu bertanya apa saja
yang perlu dibawa, pakai baju apa, jam berapa berangkatnya dan pertanyaan
lainnya. Wali kelas masing-masing menjawab tunggu info dulu. H-1 acara
siswa dikumpulkan untuk persiapan yang perlu dibawa dan jadwal keberangkatan.
Mereka diminta standby di Bunderan Pasiraya jam 08.00. Dan diminta minum antimo
30 menit sebelum keberangkatan biar gak mabok.
Waktunya Berangkat
Pada hari H, siswa sangat
antusias. Salah seorang siswa akhwat dari subuh sudah siap berangkat. Pagi-pagi
sekali sekitar jam 07.00 sudah berada di titik keberangkatan. Padahal biasanya
bangun agak siang dia. Yang ikhwan gimana? Ada bebarapa yang gitu juga. Tepok
jidat… Siswa akan menuju Cibodas
dengan menggunakan Bus TNI AL ukuran 3/4. Bus ini dipilih karena menilai kelayakan dari segi keamanan serta
kenyamanan. Sambil menunggu bus, sekitar jam 07.30 penulis serta siswa membeli
makanan ringan untuk camilan di Cibodas maupun Bus di salah satu minimarket
dekat bundaran Pasiraya. Kemudian, siswa dicek satu persatu-satu khawatir saat
bus sudah mau berangkat ada yang tertinggal, bikin repot nanti. Dari 23 siswa
ikhwan dan 23 siswa akhwat, cuma 1 siswa ikhwan aja yang gak ikut. Siswa didampingi
4 guru pendamping, salah satunya yakni ketua acara pelepasan kelas VI dan satu
guru akhwat.
Pukul 08.15 an bus tiba di titik pemberangkatan, semua sudah hadir. Bus TNI
AL yang digunakan ada 2 buah, satu untuk akhwat dan satu lagi untuk ikhwan.
Sengaja dipisah untuk memudahkan pengaturan agar tidak terjadi ikhtilat
termasuk kholwat. Penulis naik di bus ikhwan, sedangkan 3 guru pendamping lain ikut bus akhwat. Bus akwat
berada di depan sebagai penunjuk jalan. Dengan membaca suratul fatihah dan do’a
naik kendaraan kami memulai perjalanan.
Rute yang akan dilalui adalah dari Serang Baru, Cibarusah sampai Cibucil,
lanjut arah Cileungsi sampai Cibubur. Di Cibubur kami masuk Tol untuk menghemat
waktu perjalanan. Kami keluar di gerbang Tol Cipanas. Dari sini mulai terasa
kemacetan, supaya tidak jenuh siswa ada yang selfie-selfie, maen game
smartphone, makan camilan dan lain-lain. Ada juga yang “Pelor” nempel molor
alias tidur, efek minum antimo, coz bikin ngantuk. Penulis membuka GPS,
terlihat rute perjalanan yang sudah dilalui. Diperkirakan sekitar beberapa jam
lagi bila melihat kondisi kemacetan. Untungnya bus TNI AL yang ikhwan
dilengkapi dengan sirine. Sang supir TNI yang masih muda memanfaatkan sirine
tersebut. Sungguh pemandangan yang lucu dan seru melihat kendaraan di jalur
kanan pada menyingkir. Seakan-akan lagi main bis mania. Kalo yang di smartphone
atau PC mah game simulator, kalo ini
mah asli, pokoknya mantep. Bus akhwat mengikuti dari belakang. Perjalanan
menjadi lebih hemat. Ya wajar lah, orang 3 kilometeran trabas terus.
Selanjutnya kami melewati jalan berkelok-kelok di daerah puncak.
Pemandangannya, perkebunan teh hijau. Dengan melafalkan kalimat dzikir,
berharap kepada Alloh swt agar perjalanan melewati jalur tersebut menjadi aman.
Salah seorang siswa ada yang pusing, alamat bakal mabok. Siap-siap saja penulis
memberikan kantong plastik warna hitam bilamana nanti “nyembur”. Sampai jalur
terlewati untungnya tidak terjadi. Pemandangan bukit, gunung, udara yang dingin serta
pengendara paralayang menjadi pertanda bahwa Cibodas tinggal sebentar lagi.
Rasanya tidak sabar ingin segera tiba di villa. Selanjutnya
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap Komentar yang bersifat membangun tentu sangat kami harapkan